2
PERANAN KOPERASI DI BERBAGAI KEADAAN PERSAINGAN
Posted by Unknown
on
21.18
PERANAN
KOPERASI
DI
BERBAGAI KEADAAN PERSAINGAN
Koperasi adalah organisasi bisnis yang dimiliki dan dioperasikan oleh
orang-seorang demi kepentingan bersama. Koperasi melandaskan kegiatan
berdasarkan prinsip gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan.
Dalam peranan atau kinerjanya, terdapat empat jenis keadaan persaingan dalam
koperasi yaitu Di Pasar Persaingan Sempurna , Persaingan Monopolistik,
Persaingan Monopsoni, dan Persaingan Oligopoli. Untuk lebih memahaminya,
langsung saja kita masuk dalam pembahasan ini.
KOPERASI
DALAM PERSAINGAN SEMPURNA
A. Hakikat Persaingan Sempurna
Persaingan sempurna merupakan keadaan dimana Barang dan jasa
yang dijual di pasar ini bersifat homogen dan tidak dapat dibedakan. Semua
produk terlihat identik. Persaingan sempurna adalah struktur pasar yang paling
banyak digunakan oleh ahli ekonomi. Model persaingannya merupakan dasar
analisis dan riset terapan yang luas. Adapun karaktersitik yang menyebabkan
terjadinya persaingan sempurna dalam suatu pasar atau industri adalah sebagai
berikut:
1. Jumlah pembeli dan penjual yang
besar/banyak.
Jumlah yang besar
merupakan gambaran struktur dasar pasar persaingan sempurna. “Besar” disini,
tidak mengacu pada jumlah tertentu. Akan tetapi, harus ada cukup perusahaan
sehingga masing-masing perusahaan, sebesar apapun, hanya memasok sebagaian
kecil dari jumlah keseluruhan yang mempengaruhi pasar. Akibatnya, tingkat
produksi perusahaan (kapasitas penuh atau tidak berproduksi sama sekali), tidak
akan berpengaruh besar pada harga pasar.
2. Seluruh perusahaan menjual produk
yang identik (Homogenitas produk).
Pembeli menganggap produk
suatu perusahaan sama dengan produk perusahaan lainnya. Dalam benak pembeli,
produk setiap perusahaan dipandang sebagai subsitusi yang sempurna bagi produk
perusahaan manapun dipasar.
3. Perusahaan bebas masuk dan keluar
(Free Entry And Exit).
Tidak ada hambatan
untuk masuk ataupun keluar dari pasar, baik bagi perusahaan mapun sumber-sumber
daya yang digunakan (seperti keuangan, teknologi dan sebagainya). Walaupun
untuk masuk atau keluar pasar mungkin memerlukan waktu, perusahaan-perusahaan
pada struktur persaingan bebas memiliki kebebasan untuk memilihnya. Asumsi ini
dapat menjamin kinerja yang efisien dari perusahaan-perusahaan dalam pasar yang
kompetitif
4. Pengetahuan yang sempurna dari
pembeli dan penjual.
Pembeli
maupun penjual diasumsikan memiliki pengetahuan yang sempurna mengenai kondisi
pasar. Informasi dapat diperoleh secara cuma-cuma.
B. Kinerja Jangka Pendek Koperasi.
- kemampuan koperasi sama dengan kemampuan manajerial pesaingnya.
Dalam persaingan sempurna, suatu koperasi tidak mempunyai kendali atas harga
pasar. Kurva permintaan koperasi akan sangat elastis, ia dapat menjual sebanyak
mungkin atau sesedikit mungkin output sebagaimana yang dikehendakinya
tanpa mampu memengaruhi harga. Sesuai dengan kaidah AC=MR=HARGA (dalam pasar
persaingan sempurna), satu-satunya perbedaan antara perusahaan biasa dengan
koperasi adalah koperasi akan menyediakan jumlah lebih banyak untuk harga yang
sama, bila dibandingkan dengan perusahaan biasa. Oleh karena itu dalam jangka
pendek, keputusan untuk membeli dari koperasi tidak memiliki keunggulan
dibandingkan dengan membeli dipasar (open market).
- Koperasi dengan kemampuan manajerial yang lebih rendah dari pada pesaing.
Dalam pasar persaingan sempurna, kemampuan yang lebih rendah akan bermakna
bergesernya kurva biaya ke bawah. Terdapat suatu kesenjangan kemampuan (Ability
Gap) yang besar jika kurva biaya rata-rata minumum berada dalam situasi si
atas kurva permintaan, maka koperasi tiak akan bersaing. Dalam jangka pendek,
koperasi dengan kemampuan manajerial yang lebih rendah dapat bertahan,
sepanjang ia dapat menghindari kerugian produksi. Koperasi dalam menjual produk
yang homogen pada tingkat harga yang sama, seperti para pemasok non-koperasi,
bahkan jika jumlah produk yang dipasok lebih sedikit.
- Koperasi dengan kemampuan manajerial yang lebih tinggi dari pada pesaing.
Suatu
koperasi dengan tingkat persaingan yang lebih tinggi dapat memproduksi output
tertentu dengan biaya yang lebih rendah dari pada pesaingnya. Apakah
keberhasilan ini mengubah kebijakan harga dan kinerja komperatif koperasi?
Jawabannya tidak. Satu-satunya perubahan yang terjadi (bila dibandingkan dengan
kedua kasus diatas atau sebelumnya) adalah tingkat produksi yang lebih tinggi.
Sampai ekuilibrium baru koperasi dengan peningkatan produksinya tercapai, para
anggota akan menyadari manfaat/keunggulan yang lebih tinggi. Tetapi sebagaimana
yang telah di telaah situasi seperti itu untuk dijaga dan keunggulan koperasi
berkurang dari waktu ke waktu. Pada saat ekuilibrium, koperasi tidak dapat
memberikan anggotanya keunggulan yang tidak dimiliki pada pesaing. Sebagai kesimpulan,
dalam persaingan sempurna jangka pendek, koperasi tidak berfungsi karena tidak
memiliki keunggulan komperatif dalam memajukan anggotanya.
C. Kinerja Jangka Panjang Koperasi.
Dalam jangka panjang, koperasi hanya menggunakan
faktor-faktor variabel produksi maka ia dapat mengubah kapasitas produksinya.
Dalam analisis kinerja komperatif jangka panjang koperasi dalam suatu pasar
persaingan sempurna, akan dibedakan kembali kasus-kasus kemampuan koperasi
dalam tingkat yang sama, lebih rendah serta lebih tinggi.
- Koperasi dengan kemampuan manajerial yang sama dengan kemampuan pesaing.
Dalam jangka panjang, harga dalam pasar persaingan sempurna (dalam tingkat
return to scale yang konstan) akan sama dengan biaya produksi rata-rata
minimumnya. Tidak akan ada perbedaan baik dalam harga maupun kuantitas barang
yang dijual koperasi maupun perusahaan non-koperasi yang memaksimalkan
keuntungan (laba). Namun, dalam jangka pendek, koperasi akan mampu menghasilkan
output lebih banyaj dengan harga yang sama. Kaidah harga ini berlaku bagi
seluruh partisipan pasar.
- Koperasi dengan kemampuan manajerial yang lebih rendah dari pada pesaing.
Jika koperasi yang memiliki kemampuan lebih rendah (berarti biaya lebih
tinggi), dalam jangka panjang, koperasi ini mungkin tidak dapat bertahan. Harga
pasar hanya akan menutup minimum kurva biaya rata-rata jangka panjang (Long run
average cost atau LRAC). Karena koperasi hanya merupakan pemain kecil yang
tidak mampu mempengaruhi harga pasar, ia tidak dapat meminta anggotannya untuk
membayar lebih mahal dari harga pesaing. Dengan struktur biaya yang lebih
tinggi, koperasi akan menderita kerugian. Dalam jangka pendek, koperasi dengan
kemampuan lebih rendah dapat bersaing dibawah kondisi-kondisi tertentu. Namun,
hal ini sulit terjadi dalam jangka panjang. Kematian ekonomi dari suatu
koperasi tak dapat terelakan. Koperasi dengan kemampuan rendah mungkin dapat
bertahan untuk jangka waktu tertentu karna tertolong oleh antusiasme dan
kesetian anggota mereka. Jika manfaat bagi anggota tidak didahulukan maka
kesetiaan anggota akan menurun. Bila ini terjadi koperasi akan lenyap kecuali
ia mampu menekan biaya atau meningkatkan kemampuan manajerialnya.
- Koperasi dengan kemampuan manajerial yang lebih tinggi.
Koperasi yang memiliki kemampuan manajerial yang lebih tinggi dapat melebihi
pesaingnya melalui dua stretegi yaitu:
a.
Menyediakan barang dengan harga yang lebih rendah.
b.
Memberikan harga yang sama dengan pesaing kemudian membagi SHU (patronage
refund) kepaa anggota.
Koperasi dapat mempertahankan keunggulan kompetitifnya dalam jangka panjang
hanya jika ia berhasil mengurangi biaya terus-menerus pada tingkat yang lebih
cepat dibandingkan kompetensi koperasi yang sifatnya permanen.
KOPERASI
DALAM PERSAINGAN TIDAK SEMPURNA
(MONOPOLISTIK)
Asumsi yang
menjadi dasar dari model persaingan Monopolistik secara esensial sama dengan
persaingan sempurna, kecuali dalam hal homogenitas produk. Dalam persaingan
ini, para penjual bersaing melalui diferensial produk. Diferensial ini berasal
dari perbedaan kualitas, periklanan, lokasi penjualan, kemasan, dan lain-lain.
Saat penjual mengubah harganya, tidak akan ada perpindahan total kosumen. Kurva
permintaan pun tidak akan horizontal melainkan menurun, menandakan elastisitas
permintaaan kurang maksimal.
A. Analisis Kinerja Jangka Pendek
Koperasi.
- Kemampuan koperasi sama dengan
pesaing lain.
Suatu koperasi yang bertujuan memaksimalkan laba akan beroperasi pada MC=MR. Jika terdapat laba yang cukup besar dalam koperasi, maka SHU (patronage refund) dapat dibagikan. Pada saat laba diperoleh, anggota baru akan tertarik untuk bergabung dengan koperasi, sehingga outputnya akan meningkat. Keputusan apa yang dianggap “optimal”?, dan strategi harga apa yang sebenarnya akan dilakukan? Merupakan sebuah pertanyaan yang sulit dijawab secara umum, sebab kerena hal ini tergantung pada distribusi kekuatan dan pola partisipasi dalam koperasi yang bersangkutan. Dalam jangka pendek, koperasi dengan kemampuan yang sama dengan pesaing, dapat , memberikan keuntungan harga yang jelas bagi anggotanya dibandingkan dengan pasar. Manfaat jangka pendek tambahan diperoleh jika pelayanan yang dijual merupakan sesuatu yang baru bagi anggota (misalnya pupuk, dinegara berkembang) karena penghapusan efek monopoli, koperasi tidak hanya menjual barang dengan harga murah, tetapi dengan jumlah yang banyak, dalam hal ini input yang baru. Dengan demikian, inovasi yang dilakukan akan menjadi lebih mudah dan menguntungkan.
- Koperasi dalam kemampuan yang lebih rendah.
Apabila kemampuan manajerial koperasi
lebih rendah daripada perusahaan swasta, maka koperasi masih akan mampu
menyediakan pelayanan yang lebih baik lagi bagi anggota sepanjnag kurva biaya
rata-rata memotong fungsi permintaan pada titik yang lebih rendah dari harga
yang diminta oleh perusahaan swasta. Bahkan dalam jangka pendek pun,
kesenjangan kemampuan ini tidak akan mampumenghalangi keunggulan komparatif
koperasi.
B. Anaslisis Kinerja Jangka Panjang
Koperasi.
- Kemampuan koperasi sama dengan pesaing lain.
Sekalipun koperasi dalam persaingan
tidak sempurna dapat menghasilkan laba, bukan berarti ia mampu menyaingi laba
perusahaan swasta. Pangsa pasar koperasi terlalu kecil untuk dapat memberikan
dampak langsung pada penjual lainnya. Keuntungan “pribadi” (private profit)
ini akan menarik pemain baru untuk memasuki pasar. Akibatnya permintaan akan
sedikit demi sedikit berkurang. Pesaing baru tidak akan masuk lagi ketika
seluruh laba tela habis. Harus diingat bahwa dalam jangka panjang, pemilihan
harga oleh koperasi memiliki keterbatasan. Koperasi tidak dapat beroperasi
ketika biaya rata-rata jangka panjangnya minimal, maupun biaya marginal jangka
panjangnya memotong kurva pendapat rata-rata, karena kedua kondisi itu akan
mengakibatkan kerugian.
2. Koperasi dalam kemampuan yang lebih rendah.
Lebih
sulit menelaah koperasi dengan kemampuan yang lebih rendah pada persaingan
monopolistik. Ketika fungsi permintaan sama bagi semua pelaku pasar, produsen
yang berbiaya lebih tinggi tidak akan mampu bersaing karena fungsi permintaan
akan lebih rendah dari biaya jangka panjangnya. Koperasi akan berproduksi dalam
keadaan merugi. Setiap produsen juga merupakan monopolistik kecil. Ia dapat
mempengaruhi permintaan melalui periklanan atau promosi penjualan.
KOPERASI DALAM PERSAINGAN MONOPSONI
Monopsoni adalah keadaan dimana satu pelaku usaha menguasai
penerimaan pasokan atau menjadi pembeli tunggal atas barang dan/atau jasa dalam
suatu pasar. Monopsoni dapat dikatakan kebalikan dari monopoli, yaitu di mana
hanya terdapat satu pembeli saja yang membeli produk yang dihasilkan . Kondisi
Monopsoni sering terjadi didaerah-daerah Perkebunan dan industri hewan potong
(ayam), sehingga posisi tawar menawar dalam harga bagi petani adalah nonsen.
Salah satu contoh monopsoni juga adalah penjualan perangkat kereta api di
Indonesia. Perusahaan Kereta Api di Indonesia hanya ada satu yakni KAI, oleh
karena itu, semua hasil produksi hanya akan dibeli oleh KAI. Apabila seorang
pengusaha membeli suatu factor produksi secara bersaing sempurna dengan
pengusaha lain,maka ia secara perorangan tidak bisa mempengaruhi harga dari
factor produksi itu. Misalkan penawaran dari suatu factor produksi x
ditunjukkan oleh fungsi dibawah ini:X = f.(Hx), Dimana x = jumlah factor
produksi yang ditawarkan, Hx = harga dari faktor produksi itu,sedang f =
fungsi. Bagi pengusaha tadi yang bertujuan mencapai keuntungan
maksimum,berlakulah syarat dibawah ini :
Y = f(x), Maka agar
mencapai maksimum,berlaku juga syarat dibawah ini :
dП/dx = Hy.dY/dX – Hx
= 0
Hy. dY/dX = HxHy.
dY/dX adalah nilai produk marjinal ditinjau dari factor poduksi x yang
dipakaI.
Apabila harga produksi X itu adalah H1 maka pengusaha akan membeli dan
mempergunakan factor produksi tersebut sejumlah X1. kalau factor harga naik
menjadi H2 maka jumlah yang dibeli dan dipakai adalah X2. dan
sebaliknya,apabila harga turun menjadi H3 maka jumlah yang dibeli dan dipakai
adalah X2. dan sebaliknya apabila harga turun menjadi H3 maka jumlah yang
dibeli dan dipakai X3, dalam semua keadaan itu,nilai produk marjinal dari
factor x sama dengan harga factor itu.. Bagaimana keadaan apabila pengusaha
merupakan pembeli tunggal dari factor produksi tersebut. Dengan kata
lain,pengusaha tersebut merupakan pengusaha monopsoni?? Pengusaha monopsoni itu
sekarang menghadapi kurva penawaran dari factor produksi yang akan dibeli. Pada
umumnya kurva penwaran ini bersudut positif. Bagi pengusaha monopsoni berlaku
syarat sebagai berikut apabila bertujuan mencapai keuntungan yang maksimum.
KOPERASI DALAM PERSAINGAN OLIGOPOLI
Pasar oligopoli dari segi bahasa berasal dari kata olio yang berarti beberapa
dan poli yang artinya penjual adalah pasar di mana penawaran satu jenis barang
dikuasai oleh beberapa perusahaan. Umumnya jumlah perusahaan lebih dari dua
tetapi kurang dari sepuluh. Persaingan di antara beberapa anggota penjual
(oligopoli) berbeda dari persaingan di antara banyak anggota (persaingan
sempurna dan tidak sempurna) karena terlalu sedikitnya anggota, akan
menghasilkan saling ketergantungan dalam pengambilan keputusan. Masing-masing
perusahaan yang sedikit itu akan menyadari bahwa keputusannya akan memberikan
pengaruh yang signifikan atas perusahaan-perusahaan lain, sehingga perilaku
masing-masing perusahaan sangat tergantung pada apa yang diharapkan akan
dilakukan oleh perusahaan lain.
A. Strategi - Strategi Harga Koperasi.
Dalam strategi dasar
koperasi dibedakan menjadi dua yaitu “Penggunaan faktor harga sebagai parameter
tindakan” dan “Penggunaan faktor non-harga melalui pengurangan biaya,
diferensiasi produk, kualitas dan lain-lainnya”. Suatu koperasi bisa
mengaktifkan persaingan harga pada pasar oligopoli. Harga dapat dikurangin
dalam jumlah yang cukup besar. Dengan kebijakan harga yang aktif, koperasi
menciptakan insentif yang kuat bagi para pesaingnya untuk menyingkirkan
koperasi yang baru masuk. Jika koperasi berproduksi dengan kemampuan lebih
rendah (biaya lebih tinggi), para pesaing dapat dengan mudah melenyapkan pihak
luar dan membuat koperasi bergantung pada bantuan luar untuk bertahan hidup.
Faktor-faktor yang menyebabkan pesaing oligopolistik akan memulai perang harga
untuk menyingkirkan koperasi jika produknya sejenis atau homogen adalah sebagai
berikut:
- Selisih biaya (keunggulan biaya) koperasi.
- Posisi likuiditas para pelaku pasar.
- Kesediaan anggota untuk membiayai kerugian yang mungkin terjadi (tingkat kesetian anggota).
B. Kepemimpinan Harga (Price
Leadership).
Dalam hal ini, sekalipun kemampuan manajerial koperasi tidak memiliki yang
lebih rendah, akan lebih baik jika koperasi menggunakan faktor harga sebagai
parameter tindakan harga secara hati-hati, agar bisa bertahan dalam
persaingan-mengingat bahwa oligopoli pemotongan harga dapat dengan mudah lepas
kendali. Jika koperasi dikelolah untuk keuntungan anggota, koperasi dapat
menggunakan metode-metode tersendiri untuk memajukan anggotanya, seperti
membayar SHU (patronage refund) maupun memberikan pelayanan yang lebih
baik (menggunakan persaingan non-harga). Salah satu cara untuk mencegah perang
harga yang merusak koperasi adalah dengan “mengikuti Kepemimpinan (Harga)”
dalam menjual.
Jika kepemimpinan harga yang terjadi membuat para partisipan dapat
memaksimalkan laba, maka akan mudah bagi perusahaan baru, terutama bagi
koperasi yang tidak berorientasi pada laba, untuk memasuki pasar. Sepanjang
dengan bergabungnya koperasi dalam pasar tidak mengganggu kekuasaan dan posisi
pemimpin harga, maka masuknya koperasi masih dapat ditoleransi selama mengikuti
pemimpin harga tersebut. Mengikuti kepemimpinan harga merupakan strategi yang
rasional bagi koperasi, jika koperasi tersebut kecil atau memasuki pasar dengan
biaya awal lebih tinggi, dan oleh karena itu secara de facto wajib
mengikuti pemimpin yang sudah mapan. Bagi sebagian besar koperasi, hal ini
merupakan asumsi yang sangat realistis.
KESIMPULAN
Pada persaingan sempurna , koperasi harus memiliki kemampuan inovatif superior
sekalipun dalam jangka pendek, saat koperasi ingin memberikan keunggulan
ekonomis yang lebih tinggi bagi para anggotannya dibandingkan dengan para
pesaingnya, sedangkan khususnya dalam jangka panjang, diperkirakan bahwa
keunggulan koperasi yang tercipta oleh inovasi akan tersaingi oleh pesaing.
Dengan demikian dalam jangka panjang koperasi tidak memiliki keunggulan khusus.
Dibandingkan dengan persaingan sempurna, koperasi dengan persaingan
monopolistik setidaknya memiliki kerja jangka pendek jika kesenjangan kemampuan
terlalu besar. Hal ini memberikan kesempatan bagi koperasi untuk membangun
manajerialnya agar dapat bersaing secara lebih baik dalam jangka panjang,
dengan pengecualian bahwa koperasi dengan kemampuan yang lebih rendah akan
lebih sulit untuk bertahan. Sedangkan pada persaingan oligopoli alami, selama
pasar terbuka bagi pendatang baru atau tidak ada hambatan masuk yang bermotif
politik maupun hukum lainnya, maka masuknya koperasi kedalam pasar seperti itu
tidak dapat memberikan keunggulan tambahan. Pada koperasi dalam keadaan
persaingan monopsoni, keadaan dimana hanya satu pelaku usaha menguasai
penerimaan pasokan atau menjadi pembeli tunggal atas barang dan/atau jasa dalam
suatu pasar. Monopsoni dapat dikatakan kebalikan dari monopoli, yaitu di mana
hanya terdapat satu pembeli saja yang membeli produk yang dihasilkan . Kondisi
Monopsoni sering terjadi didaerah-daerah Perkebunan dan industri hewan potong
(ayam), sehingga posisi tawar menawar dalam harga bagi petani adalah nonsen.
Salah satu contoh monopsoni juga adalah penjualan perangkat kereta api di
Indonesia. Perusahaan Kereta Api di Indonesia hanya ada satu yakni KAI, oleh
karena itu, semua hasil produksi hanya akan dibeli oleh KAI.
Sumber :
EKONOMI KOPERSI; Teori dan Manajemen/Prof. Dr.
Jochen Ropke-edisi kedua-yogyakarta;Graha Ilmu, 2013
http://id.wikipedia.org/wiki/Pasar_persaingan_sempurna
http://ekonomi.kompasiana.com/manajemen/2013/06/26/pasar-persaingan-tidak-sempurna-572113.html
Di
susun oleh :
1. Winda Larasati (2C214262)
2. Zulfa Pradana
(2C214689)
Kelas
2EB10